ANGKATAN XVII, XVIII, XIX MAPALA KUMTAPALA BERBAGI PENGALAMAN DI GUNUNG SOJOL
Dua bulan setelah terbentuknya tim
yang dinamakan tim Ekspedisi Budaya Masyarakat Pedalaman Sojol 2010 MAPALA
KUMTAPALA Fak. Hukum Univ. Tadulako, yang terdiri dari 12 orang Pejantan Tangguh (Febrianto,
Anggri Juliansyah, Sudirman, Sulfikar, Moh. Rifai M. Hadi, Moh. Akbar, Satria Abdi,
Farid Triadi, Moh. Rifki, Sandi Prasetya, Risman dan Arrahman). Itulah
nama-nama tim Ekspedisi Budaya Masyarakat Pedalaman Sojol 2010. Keutuhan,
keyakinan, serta totalitas tim ditunjukan setelah terbentuknya tim tersebut.
Semua perlengkapan tim, pribadi, logistic, surat izin kegiatan sudah dipersiapkan
sebelumnya.


Tim Ekspedisi Budaya Masyarakat Pedalaman Sojol 2010 dilepas
langsung oleh Kepala Desa dan Sekretaris Desa Siboang serta Warga setempat untuk
berangkat ke Dusun Sipator sebagai titik star pendakian dengan memakai mobil
track. Pukul 12.00 tim Ekspedisi tiba di titik star pendakian tepatnya di
Rumahnya Pak Guru (Guru Karate). Tim langsung disambut gembira oleh warga Dusun Sipator,
akan tetapi saat itu Pak Guru tidak berada di tempat, tim pun langsung
istirahat.

Awal
kegiatan pendakian sekaligus disambut oleh hujan yang begitu deras, setelah
berpamitan pada warga Dusun Sipator pada
pukul 13.00. tim ekspedisi Ekspedisi Budaya Msyarakat Pedalaman Sojol 2010 bergerak dan hari pertama pendakian, dipertengahan
perjalanan tim istirahat di sebuah pondok warga. Pada
hari yang sama, Kondisi medan yang sangat menantang untuk dilalui, seakan-akan wall climbing yang kami lakukan, canda tawa mengiringi langkah kami untuk membuang rasa lelah, letih dan lesu. waktunya istirahat, sesuai dengan schedule yang kami susun, membagi tugas sesuai dengan kemampuan dan postur tubuh tiap Anggota Tim,, wahh kayaknya si Akbar N si Farid yang mencari kayu bakar ni badannya besar kaya gorilla hehehehe......
Hari sudah mulai gelap, mengelilingi api unggun dan evaluasi perjalanan tadi. Selanjutnya diadakan diskusi, yahh walaupun tema diskusinya agak ngawur, tapi nda menuntut kemungkinan ada ilmu lo didalam pembahasan itu.
Kali ini tim menyusuri sungai dan menyipir lereng-lereng gunung, tujuan yang ingin kami capai yaitu rumah Pak Birata, rencananya disini kami mengambil data lagi (observasi). Tim tiba di rumahnya Pak Birata sekitar pukul 13.00 wita. Dari Rumah Pak Birata ini sekitar tiga hari sudah meraih Puncak KUMTAPALA, dan untuk menghargai waktu tim tidak berlama-lama lagi dirumahnya Pak Birata tersebut dan langsung berangkat. Saudara Sudirman Alias Sinchan Alias Icank sengaja membawa pakaian untuk diberikan kepada masyarakat pedalaman Sojol, tetapi kali ini kami menukarkan dengan bĂȘte atau talas, masing-masing anggota tim mempacking talas tersebut.. hohoho biasa minuts-2 logistik.

Kali ini tim menyusuri sungai dan menyipir lereng-lereng gunung, tujuan yang ingin kami capai yaitu rumah Pak Birata, rencananya disini kami mengambil data lagi (observasi). Tim tiba di rumahnya Pak Birata sekitar pukul 13.00 wita. Dari Rumah Pak Birata ini sekitar tiga hari sudah meraih Puncak KUMTAPALA, dan untuk menghargai waktu tim tidak berlama-lama lagi dirumahnya Pak Birata tersebut dan langsung berangkat. Saudara Sudirman Alias Sinchan Alias Icank sengaja membawa pakaian untuk diberikan kepada masyarakat pedalaman Sojol, tetapi kali ini kami menukarkan dengan bĂȘte atau talas, masing-masing anggota tim mempacking talas tersebut.. hohoho biasa minuts-2 logistik.


Tapi kondisi ini malahan menambah kami semangat, membuat kami semakin tertantang oleh dinginnya Sojol, tertantang oleh gigitan Pacet yang menempel di betis. Tim tetap bergegas melangkahkan kaki , pas di sela-sela perjalanan kami menemukan paralon yang bertuliskan pos air yang dibuat oleh MAPALA KUMTAPALA pada tahun 1994, sebagian anggota tim ditugaskan mengambil air karena persediaan air sudah menipis, padahal pada saat itu hujan, yaaahhh kondisinya kan sementara dalam perjalanan. Anggota Tim yang masih kosong jergennya segera berlari mengikuti suara sungai.
Pepohonan di ketinggian 1400 MDPL ini tertutup oleh Lumut yang sangat tebal , bila menyentuh pohon itu terasa pegang es, ya sembarang es lah......... diketinggian ini hutan rapat pun tak bissa terhindarkan, dengan kondisi seperti ini Tim harus berdekatan , jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tak lama lagi puncak KUMTAPALA aka kami dapatkan sebab plakat seakan-akan mendorong kami secepatnya berlari untuk menggapai itu.
Tim harus menginap tidak berani mengambil resiko sebab jam sudah menandakan 16.47 Wis (Waktu Indonesia Sojol).
Hati kami semakin menggebu-gebu betapa tidak walaupun kabut menyelimuti bangun tidur kami , walaupun dinginnya Sojol menggetarkan tulang-tulang kami tapi Puncak KUMTAPALA di perkirakan hanya sekali gass lagi..... ayooo kita raih apa yang selama ini kita mimpi-mimpikan, yang sering terdengar saat kita di Base Camp tentang Sojol, Tentang Puncak Sojol, Tentang Puncak Kumtapala, Tentang Dinginnya Sojol, ayooooo saatnya kita yang menceritakan kepada mereka. keganasan Sojol di Ulang Tahun ke XX KUMTAPALA...........diketinggian 1400 MDPL ini Hanya
beberapa menit kami memeriksa cariel, kami harus mempercepat langkah lagi
sebelum semuanya kedinginan, kali ini kami tidak istirahat siang, kami tidak
mengenal waktu siang lagi, mungkin keasyikan berjalan atau melawan dinginnya
Sojol. Jalan semakin anarkis, jalur
semakin membingungkan, string line entah sembunyi dimana. Kami harus memanjat
akar-akar pohon dengan membawa beban yang semakin berat saja. Ini sangat tragis, jika ada anggota tim yang mempertahankan egonya sendiri pasti tidak akan kembali. semua saling berketergantungan, saling menolong, kerjasama yang baik yang kami perlihatkan kepada penghuni Sojol selain kami saat itu, mungkin mereka iri dengan Solidnya Tim ini.
Hari yang berikutnya Perjalanan
kami lanjutkan sekitar pukul 07.18 Wis (Waktu Indonesia Sojol), beban semakin hari semakin berat saja,
entah apa yang bertambah di dalam carier kami.
Masih tetap semangat walaupun beban semakin berat, seiring waktu
berjalan kami pun terus bergegas berjalan,. " PUNCAK KUMTAPALA" Lider berteriak Puncak Kumtapala, sehingga anggota Tim yang lain tidak merasa beban carier yang dibawahnya itu berat..... hampir semua berlari, berlari karena terharu, bangga, bahagia, senang, sedih bercampur menjadi satu.
Kabut masih bersama kami, dicampur badai yang sejak tadi pagi bergandengan dengan kabut.... dingin semakin menggila, hanya sejam kami di Puncak Kumtapala, tidak ada pilihan lain selain melanjutkan perjalanan sambil menengok keatas, kiri dan kanan, sebab gemuruh badai semakin keras. Hinggah mendapatkan tempat untuk ngecamp pukul 16.27 Wis (Waktu Indonesia Sojol).
Tak lama lagi puncak KUMTAPALA aka kami dapatkan sebab plakat seakan-akan mendorong kami secepatnya berlari untuk menggapai itu.
Tim harus menginap tidak berani mengambil resiko sebab jam sudah menandakan 16.47 Wis (Waktu Indonesia Sojol).



Kondisi medan
bervariasi, tanjakan lalu menurun, badai dan kabut pun masih menemani setiap
langkah kami, jalan sangat licin tidak bisa dihitung berapa banyak dari kami
yang sering menyambarkan pantatnya ketanah. , ooohhhh tangan terasa keram, darah seakan tidak mengalir lagi,
tangan sudah tidak bisa dikepalkan lagi. Tapi kami harus melawan itu, berjalan
terus sambil menghibur satu sama lain.
Pagi ini Cuaca cerah, tapi semua sudah
tampak kedinginan, lesuh, capek dan gelisah semua bercampur aduk menjadi
satu. Pukul
06.25 Wis (Waktu Indonesia Sojol) kami siap berangkat, seperti biasanya berbentuk bundaran dan berpegangan
tangan lalu berdo’a, kami bergegas melangkahkan kaki dengan tujuan sesuai
dengan hasil breeffing kemarin menuju puncak Sojol,
kekompakan tim pun masih utuh dan ini yang selalu kami inginkan. Dengan penuh
semangat kami pun mendaki sambil berlari dan yang menjadi leader rekan kami Sulfikar
di temani Moh. Rifai yang begitu cepat menuntaskan perjalanan sehingga mereka
berdua yang lebih dahulu menemukan Triangulasi Puncak Sojol yang menjadi tujuan
kedua dari Expedisi Budaya Pedalaman Masyarakat Sojol 2010.



Pagi harinya Tim bersiap-siap untuk turun arena, turun dari pertigaan Bonde, sudah tidak mampu lagi menahan dinginnya dihutan belantara ini, secepatnya mencari hutan yang tidak berlumut. Dua hari perjalanan Tim telah mendapatkan area perkebunan masyarakat Dusun Bonde, tak lama kemudian tiba diperkampungan. Tim langsung ke rumah Bapak Kepala Dusun Bonde......
hidangan makanan telah disiapkan setelah satu jam kemudian, dengan lahapnya kami menyantapnya,,,, baru kali ini merasakan makanan yang super enak selama pendakian....

SEGENAP
TIM
EKSPEDISI BERTERIMA KASIH;

Salam Lestari.
By. Departemen Info Dan Pers MAPALA KUMTAPALA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar