Minggu, 29 April 2012

Sejarah Singkat Mapala Kumtapala

PERJALANAN PANJANG MAPALA KUMTAPALA FAK, HUKUM UNIVERSITAS TADULAKO 

Pendahuluan Mapala Kumtapala merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa yang berdiri pada tahun 1990 dengan keinginan untuk menyatukan bentuk aktivitas kepecintaalaman dalam suatu wadah yang disebut “Mapala Kumtapala” Selain merangkum berbagai bentuk aktifitas kepecinta alaman, lembaga ini juga mempunyai spesifikasi dalam mengembangkan keilmuan hukum yaitu mengenai hukum lingkungan yang berbasis pada masyarakat dan alam sekitarnya. Pengelolaan mengenai lingkungan merupakan bentuk dimana aspek yang mengemuka dalam masalah hukum dewasa ini, dimana aspek mengenai lingkungan merupakan suatu rangkuman dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, maka itulah sebagai insan pendidikan Mapala Kumtapala memposisikan dalam keikutsertaannya dalam pembangunan di bidang lingkungan dan memanfaatkan Sumber Daya Alam sekitarnya. 

Sejarah Organisasi 

Mapala Kumtapala Mapala Kumtapala berdiri pada tanggal 25 Oktober 1990 dengan maksud untuk menyatukan berbagai komponen kegiatan Mahasiswa yang berorientasi pada kecintaan akan keindahan alam beserta isinya yang telah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia untuk digunakan semaksimal mungkin demi kemakmuran umat manusia. Organisasi ini juga merupakan suatu Unit Kegiatan Mahasiswa Fak. Hukum yang telah memasuki usia 21 tahun. Kiprah dan eksistensi baik dalam lingkup Fakultas maupun di luar Universitas, berbagai aktivitas telah membawa nama harum Universitas Tadulako pada khususnya dan Sulawesi Tengah pada umumnya, bahkan berbagai kegiatan yang membawa nama harum Indonesia. Pada tahun 1986, di Fakultas Hukum Universitas Tadulako mempunyai Club-club petualang yang tidak terorganisir, diantaranya : Forum Adventure Tim ( FAT), LIPI’S, dan Clum Angkatan 1990. Dengan banyaknya club-club ini maka persaingan yang tidak sehat pun terjadi. Maka, dan pada akhirnya pada tahun 1990 ketiga club itu merembuk guna memusyawarahkan adanya suatu wadah yang bisa menaungi Mahasiswa-mahasiswi serta dapat menciptakan suatu tatanan berorganisasi lebih demokratis, terarah dan membentuk suatu kedewasaan serta mendapatkan legitimasi. Dalam hasil musyawarah itu ialah : 1. Membentuk UKMF yang dinamakan MAHASISWA PECINTA ALAM “KUMTAPALA”. 
2. Menetapkan Pengurus dan ketua terpilih adalah Kanda Djamaluddin, SH. 
3. Merekomendasikan kepada pihak birokrasi Fakultas untuk segera melegitimasi Organisasi ini. 
dari situlah MAPALA KUMTAPALA mencatatkan dirinya sebagai salah satu organisasi Pecinta Alam di Indonesia. 
Pendiri Mapala Kumtapala Fak.HukumUniv. Tadulako 
1. Djamaluddin, SH 
2. Mahfud, SH 
3. Yahya, SH 
4. Oji Syahroji, SH 
5. Trio Pabbilu, SH 
6. Jumaing Hammade, SH 
7. Ma’ruf Ansar, SH 
8. Mufthi, SH 
9. Mulyadi, SH 
10. Djabar Anuranta, SH 

Dari awal terbentuknya Mapala Kumtapala maka, dibentuklah Bidang-bidang yang membantu dan melengkapi struktur kepengurusan, yaitu : Ketua I : Bidang Administrasi, Ketua II : Bidang Lapangan, yang membawahi tiga bidang yaitu : Jelajah Rimba Mendaki Gunung (JRMG), Climbing, dan Susur Gua (Caving). Pemakaian sistym ini hanya bertahan selama lima tahun atau lima kepengurusan, selanjutnya pada tahun 1996 maka, diubahlah menjadi Koordinator Divisi yaitu : Koordinator Divisi Jelajah rimba Mendaki Gunung, Koordinator Divisi Climbing dan Koordinator Divisi Caving. Sistym ini bertahan hinggah sampai saat ini untuk mendukung program-program yang disepakati. Sesuai dengan perkembangan zaman dan semakin banyaknya peminat yang ingin bergabung di Mapala Kumtapala tidak bisa mendaki Gunung, Panjat Tebing dan masuk dalam Gua maka, dibentuklah suatu divisi Non Petualang yaitu Divisi Advokasi dan Konservasi yang didirikan Tahun 2007. 


Periode Kepengurusan (Ketua) 
I. Djamaluddin , SH. Periode 1990-1992 
II. Ma’ruf Ansar, SH. Periode 1992-1994 
III. Mustakim Karim, SH. Periode 1994-1995 
IV. Aspan Panji T, SH. Periode 1995-1996 
V. Sugiharto, SH. Periode 1996-1997 
VI. Rosmawati, SH/Syahrani, SH. Periode 1998-1999 
VII. Soleman, SH. Periode 1999-2000 
VIII. Hamka Akib, SH. Periode 2000-2001 
IX. Ridwan Adam, SH. Periode 2001-2002 
X. Raden Mas Hadi DP, SH. Periode 2002-2003 
XI. Ahmad Syofyan, SH., MH. Periode 2003-2004 
XII. Moh. Fikri, SH. Periode 2004-2005 
XIII. Rachmi, SH. Periode 2005-2006 
XIV. Moh. Rizal, SH. Periode 2007-2008 
XV. Arif Awaluddin Periode 2008-2009 
XVI. Abd. Jalil H. P Periode2009 
XVII. Enik Rahmawati Periode 2009-2010 
XVIII. Sulfikar Periode 2010-2011 
XIX. Anggry Juliansyah Periode 2011-2012 

Pengembangan Minat dan Bakat Sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas, lembaga ini mempunyai bidang Profesi pengembangan minat dan Bakat yaitu seperti : 

Divisi Jelajah Rimba Mendaki Gunung (JRMG) Jelajah Rimba Mendaki Gunung mempunyai spesifikasi Profesi pada petualangan alam bebas yaitu : menjelajah hutan belantara dan mendaki Gunung dengan tujuan bahwa disetiap kegiatan tidak melupakan unsur keilmuan baik itu dalam bidang kepencinta alaman maupun bidang ilmu hukum Khususnya Hukum Lingkungan dengan melakukan beberapa kajian hasil dari pendataan mengenai flora, fauna, sistem Masyarakat Adat Setempat, dan juga mengumpulkan data lainnya yang diperlukan. 

Divisi Rock Climbing/Panjat Tebing. Rock Climbing/Panjat Tebing mempunyai spesifikasi profesi pada petualangan alam bebas pada tehnik, kemampuan & skill memanjat baik itu tebing alam maupun melalui media panjat dinding dengan menggunakan peralatan yang berstandarisasi nasional maupun internasional. - 
Divisi Caving/Susur Gua. Caving/Susur Gua mempunyai spesifikasi profesi ilmiah pada petualangan alam bebas yaitu pada tehnik penelusuran gua, pemetaan gua, eksplorasi gua yang yang benar dan aman bagi penelusur dan lingkungan gua, dengan menggunakan standarisasi Internasional. 

 Divisi Advokasi dan Konservasi Divisi Advokasi dan Konservasi tergolong divisi baru dibentuk pada tahun 2005, divisi ini Non Petualang yang mana anggota yang tidak mampu mendaki gunung, panjat tebing dan susur gua. Maka, advokasi dan konservasi alternativnya, divisi ini mempunyai spesifikasi profesi pemerhati lingkungan yang berbasis pada lingkup keilmuan untuk menjelajah keberbagai sektor pemeliharaan lingkungan dengan berbagai perlindungan pada setiap prakteknnya. 

- Westphalia (Study Club) Study club Westphalia wajib untuk seluruh anggota Mapala Kumtapala untuk mengkaji kritis terhadap segala peraturan dan kebijakan pemerintah dan perkembangan hukum dalam masyarakat baik nasional maupun internasional dengan menggunakan media Diskusi, Seminar dan rekomendasi. 

MEMBERIKAN NILAI LEBIH ; HOBBY CINTA ALAM 

Mampukah setiap orang mencapai puncak sebuah gunung dengan ketinggian 1.400 meter dari permukaan laut sekalipun? Atau menjelajahi hutan dan sungai sampai ujungnya? jawabannya adalah tidak semua orang mampu, mengapa?. Rekan rekan yang mencintai alam bebas pasti biasa menjawabnya. “Ada kemauan, bekal,kesempatan serta ijin Tuhan Yang Maha Esa. Banyak sekali orang yang mempunyai hobbi berpetualang dialam bebas, hal ini terbukti dengan terbentuknya kelompok kelompok pencinta alam (PA), baik yang terorganisir dengan baik maupun yang terbentuk secara insidentil. Ada yang sekedar menikmati alam namun ada pula yang benar benar mencintai alam tersebut.
Dalam perjalanan sebagai pencinta alam banyak hal yang telah kita lihat bahkan kita catat dan tersimpan dalam benak. Saat mountenering, climber, caving, orad, banyaknya tebangan pohon, sampah non organic dipuncak gunung, air sungai berwarna merah kebiru biruan dan berbusa. sebenarnya kita tidak hanya melihat dan mencatat, kita biasa lebih dari itu. Bisa Berbuat Lebih Adanya persamaan untuk mencintai alam dan dapat menikmati alam yang asri, sehat dan bersih merupakan awal yang sangat baik untuk menghimpun suatu aksi.saat kita berjalan disuatu kawasan lingkungan hutan misalnya, kita biasa mulai melakukan perjalanan dengan lebih memperhatikan lingkungan sekelilingnya.pohon dan satwa apa saja yang ditemui pada ketinggian tertentu, adakah aktivitas pemanfaatan sumber daya alam disana dan pengamatan lainnya.Data data tersebut dapat kita pakai untuk merencanakan suatu kegiatan, suatau aksi bersama seperti bakti social. Ada beberapa hal yang biasa kita tambahkan dalam perjalanan kita: *) Mencatat hal-hal yang kita temui dilapangan, *) Mendiskusikannya dengan teman-teman, *) Menggalang kemitraan untuk aksi, dan juga, *) Aksi PENDIDIKAN LINGKUNGAN UNTUK PENCINTA ALAM Permasalahan-permasalahan lingkungan terus berkembang menyertai proses pembangunan. permasalahan tersebut banyak menimbulkan benturan benturan kepentingan antara pelaku pembangunan dengan masyarakat. Akibat langsung dari berkembangnya masalah ini sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama yang tinggal didekat proyek pembangunan. Sementara, akses masyarakat terhadap informasi lingkungan, keberanian menyampaikan pendapat masih lemah. Bahkan kesadaran akan persoalan lingkungan cenderung belum dimiliki, sehingga langkah langkah pengamanan dan perlindungan lingkungan masih lemah. Disisi lain, pencinta alam merupakan sekelompok masyarakat yang memiliki jiwa cinta pada alam dan lingkungan. Jiwa cinta pada alam dikenal dengan diekspresikannya dalam wujud melakukan kegiatan olah raga alam bebas, petualangan, dan bakti masyarakat untuk masyarakat disekitar lokasi kegiatan .mereka dapat dikembangkan sebagai kelompok pengamat lingkungan yang handal, sekaligus sebagai pendamping masyarakat dalam melakukan pengelolaan lingkungan dilokasi terpencil, tempat mereka melakukan kegiatan. Berangkat dari hal tersebut, “Pendidikan lingkungan untuk kelompok pencinta alam” diharapkan dapat menambah kemampuan pencinta alam dalam “membaca” dan tanggap atas permasalahan lingkungan melalui dengan sikap, mental dan perilaku yang lebih peduli pada lingkungan dan masyarakat. 
Melalui ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah untuk diterapkan setiap kegiatan petualangan. Lebih lanjut bahkan memunculkan kader pengamat dan pengelola lingkungan dari kalangan Pencinta Alam, yang sekaligus dapat menjadi pendamping dan pemberi motivasi masyarakat kawasan tempat berkegiatan dalam mengelola lingkungan untuk lestari TUJUAN Secara umum pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan pencinta alam dalam mennggapi dan mengsikapi permasalahan lingkungan, seiring dengan laju pembangunan yang berdampak pada perubahan kualitas lingkungan. Terutama menyangkut tanggung jawab, kewajiban dan hak mereka terhadap pengelolaan lingkungan agar nyaman dan lestari. Secara khusus pendidikan ini bertujuan (1) memberi nilai tambah pada setiap kegiatan kelompok pencinta alam, (2) memunculkan kader kader pengamat dan pengelola lingkungan dari kelompok pencinta alam, (3) memunculkan kader kader pendamping dan pemberi motivasi dalam pengelolaan lingkungan bagi masyarakat dikawasan tempat berkegiatan, untuk meningakatkan kualitas lingkungan. MANFAAT Manfaat yang didapat adalah terbentuknya pencinta alam yang dapat bertindak sebagai jembatan untuk memadukan antara dua kepentingannya, yaitu kepentingan melakukan konservasi alam dan lingkungan, dan kepentingan meningkatkan taraf hidup masyarakat . Dan keberhasialan ini akan memberikan manfaat berupa pengalaman dan kesinambungan kegiatan, khususnya MAPALA KUMTAPALA dan organisasi pencinta alam pada umumnya. "ALLAH menciptakan langit dan bumi dan seluruh isi alam ini, agar kita selalu bersyukur dan beribadah kepadanya". Gunung, pohon, daun-daun, bunga-bunga, air, angin, batu-batuan, rerumputan, bahkan ulat, semut dan semua hewan yang ada didarat dan dilaut semuanya bersyukur kepada Allah. “Alam memiliki keindahan yang tidak dapat terukur. Hingga saat ini pun belum ada manusia yang mampu menilai dan mengukur keindahan alam di dunia”

Tidak ada komentar: