Sumber
: Media Tadulako
Edisi
: April 2012
Ketua
Mapatala (Mahasiswa Pecinta Alam) Universitas Tadulako mengeluhkan minimnya
dana akomodasi tim SAR (Search And Rescue) yang terbilang standar. Ditemui diruangannya
(9/4) kemarin, Samsul Ketua Mapatala membenarkan pernyataan tersebut.
Permintaan dana yang sudah masuk di seksi perlengkapan 26 Maret kemarin belum
juga kunjung di ACC-kan. Padahal tim SAR sangat berperan penting dalam
menanggulangi beberapa peristiwa. Contoh konkretnya adalah ketika terjadinya
banjir bandang Kulawi kemarin, beberapa alat seperti tali tambang, tenda dan
kantong mayat masih terbilang minim, akibatnya hal ini menghambat aktifitas
para tim SAR yang mengevakuasi para korban bencana, walhasil peralatan seadanya
saja yang digunakan untuk mengevakuasi para korban.
Mengingat
kembali bahwa bukan kali ini saja tim SAR Mapatala ikut serta dalam penanggulangan korban
bencana, bahkan hampir seluruh daerah Sulawesi Tengah sudah pernah mereka
tanggulangi. Dari pantai Barat, Desa Kaliburu, Kabupaten Morowali, hingga
pantai Talise sudah dijamah oleh tim SAR Mapatala Untad.
“Memang
kami mengalami banyak kekurangan alat tim SAR, terlebih perlengkapan Outdoor
adventure seperti : perahu karet, Alat Selam, HT, Kantong Mayat, Tenda Evakuasi
beserta Mobil Operasional. Ungkap Samsul” Menunggu dana yang belum kunjung
cair, tidak membuat keanggotaan tim SAR melupakan pengabdiannya terhadap
masyarakat. Menolong masyarakat dengan perlengkapan seadanya masih lebih baik
dari pada tidak sama sekali.
Samsul
juga menambahkan minimnya air bersih seringkali membuat teman se-anggotanya
mengeluh. Lokasi Mapatala yang berdekatan tidak jauh dari P2WKN, tampaknya
memang hampir semua fasilitasnya belum bisa dinikmati bagi sekumpulan Mapala
dari berbagai Fakultas tersebut (MAPATALA). “Maka dari itu seharusnya pihak
birokrasi bisa lebih memperhatikan fasilitas bagi peralatan Tim SAR kami,
terlebih minimnya air bersih yang sulit dijangkau. Tutup Samsul. VZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar